Disusun oleh :
Fefri Perrianty
( RRA1C112006 )
Erik Tampubolon ( A1C111061 )
Pengelolaan
laboratorium kimia berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas
laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, bahan kimia), dan aktivitas
yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada
dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik
pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus
memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan
mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan
upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan
upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan
penangannya bila terjadi kecelakaan. Para pengelola laboratorium hendaknya
memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas
dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan.
Salah
satu aktivitas yang dilakukan di laboratorium adalah inventarisasi peralatan
dan bahan laboratorium . Inventarisasi peralatan laboratorium dan bahan kimia
sangat penting karena merupakan asset pendidikan yang sangat berharga sehingga
harus dilakukan secara ketat. Disamping itu peralatan laboratorium juga sangat
mahal sehingga harus benar-benar harus aman, baik dari kehilangan ,kerusakan
fatal dan penyalahgunaan, pencurian dan kebakaran.
Inventarisasi
peralatan laboratorium dan bahan kimia sangat penting dan merupakan aset
pendididkan yang sangat berharga, sehingga harus dilakukan secara
ketat.Peralatan sangat mahal sehingga harus diamankan dari kehilangan,
kerusakan fatal dan penyalahgunaan, pencurian dan kebakaran.Demikian juga bahan
kimia sangat mahal , jadi penggunaannya juga jangan sampai berlebihan,
penyimpanannya harus tepat.
Tujuan
inventarisasi yaitu:
-Mencegah
terjadinya kehilangan dan penyalahgunaan
-Mengurangi
biaya operasional
-Meningkatkan
proses pekerjaan dan hasil
-Meningkatkan
kwalitas kerja
-Mengurangi
resiko kehilangan, rusak, pecah
-Mencegah
pemakaian berlebihan
-Meningkatkan
kerjasama laboratorium
-Mendukung
terciptanya kondisi yang aman
Untuk
itu perlu pengaturan penggunaan , penyimpanan, pendataan , dan pengamanan
peralatan dan bahan/zat kimia di laboratorium.
Inventarisasi
Peralatan dan Bahan/Zat kimia di Laboratorium
Invenrtarisasi
Alat-Alat Laboratorium
- Penyimpanan
Alat-Alat Laboratorium
Prinsip
yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium :
1. Aman
Alat
disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah
dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari
terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan
sehingga fungsinya berkurang.
2.
Mudah dicari
Untuk
memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi tanda
yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak
atau laci).
3.
Mudah diambil
Penyimpanan
alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci
yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
Cara
penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan,
golongan percobaan dan bahan pembuat alat : .
1.
Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti
: logam, kaca, porselen, plastik dan karet
2. Alat
berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3. Ada
alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker
glass.
4. Alat
yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak
melebihi tinggi bahu.
5.
Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu
sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil.
Hal –
Hal yang Perlu Diperhatikan
1.
Bahan Dasar pembuatan alat
2.
Bobot alat
3.
Kepekaan alat terhadap lingkungan
4.
Pengaruh alat yang lain
5.
Kelengkapan perangkat alt dalam suatu set
Hal –
Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Menyimpan Bahan
1.
Wujud Zat : Padat Disimpan terpisah dari cair
2.
Konsentrasi Zat : Konsentrasi yang pekat disimpat terpisah dan khusus ,
misalnya HCl pekat
3.
Bahaya dari zat : Zat yang berbahaya tidak disimpan diatas ( lebih tinggi dari
badan)
4.
Label : Semua wadah yang berisi bahan / zat kimia harus diberi label
5.
Kepekaan Zat terhadap cahaya : zat yang peka terhadap cahaya disimpan dalam
botol cokelat
6.
Kemudahan Menguap : zat yang mudah menguap disimpan ditempat yang dingin dan
sejuk serta hindarkan dari cahaya langsung
7.
Larutan Indikator disimpan dalan botol tetes (botol kecil yang dilengkapi
dengan pipet tetes pada sumbatnya.)
Cara
menyimpan bahan laboratorium
Dasar
Penyimpanan Bahan yaitu
1.
Wujud Bahan :Padat dan Cair
2.Sifat
Bahan :Asam dan Basa
3.Sifat
Bahaya :Korosif, Racun, Mudah Terbakar ,dll
4.Seberapa
sering digunakan
Sistem
Penyimpanan Bahan
Didasarkan
pada :
-Bahan
yang sering dipakai
-Bahan
yang boleh diambil sendiri oleh pemakai Laboratorium
-Bahan
yang berbahaya / racun
-Jumlah
bahan yang disimpan
Cara
menyimpan bahan laboratorium kimia dengan memperhatikan kaidah penyimpanan,
seperti halnya pada penyimpanan alat laboratorium. Sifat masing-masing bahan
harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti :
1.
Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik.
2.
Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
3.
Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung, sebaiknya disimpan
dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup. Sedangkan bahan yang
tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam
botol berwarna bening.
4.
Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan
lainnya.
5.
Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar dan dapat
pula menggunakan botol berkran. Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya
secukupnya saja sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum
disimpam dalam botol kecil, jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk
menghindari rusaknya bahan dalam botol induk karena bahan sisa praktikum
mungkin sudah rusak atau tidak murni lagi.
6.
Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing
bahan.
Penyimpanan
dan pemeliharaan alat / bahan harus memperhitungkan sumber kerusakan alat dan
bahan. Sumber kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi hal – hal
berikut :
1.
Udara
Udara mengandung
oksigen dan uap air (memilki kelembaban). Kandungan ini memungkinkan alat dari
besi menjadi berkarat dan membuat kusam logam lainnya seperti tembaga dan
kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang tersebut terkena udara bebas seprti
dengan cara mengecat, memoles, memvernis serta melapisi dengan khrom atau
nikel. Kontak dengan udara bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi. Akibat
reaksi bahan kimia dengan udara bebas seperti timbulnya zat baru, terjadinya
endapan, gas dan panas. Dampaknya bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi
serta dapat menimbulkan kecelakaan dan keracunan.
2. Air
dan asam - basa
Alat
laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan bersih, jauh dari air,
asam dan basa. Senyawa air, asam dan basa dapat
menyebabkan
kerusakan alat seperti berkarat, korosif dan berubah fungsinya. Bahan kimia
yang bereaksi dengan zat kimia lainnya menyebabkan bahan tersebut tidak
berfungsi lagi dan menimbulkan zat baru, gas, endapan, panas serta kemungkinan
terjadinya ledakan.
3. Suhu
Suhu
yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan :alat memuai atau mengkerut, memacu
terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu fungsi alat elektronika.
4.
Mekanis
Sebaiknya
hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan tekanan yang besar. Gangguan
mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat / bahan.
5.
Cahaya
Secara
umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari sengatan matahari secara
langsung. Penyimpanan bagi alat dan bahan yang dapat rusak jika terkena cahaya
matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup. Bahan kimianya
sebaiknya disimpan dalam botol yang berwarna gelap.
6. Api
Komponen
yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai segitiga api.
Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan
adanya oksigen. Oleh karenanya penyimpanan alat dan bahan laboratorium harus
memperhatikan komponen yang dapat menimbulkan kebakaran tersebut.
Langkah
– Langkah Penyimpanan
1.
Bersihkan Ruang dan Penyimpanan Alat dan Bahan
2. Periksa
data ulang alat dan bahan yang ada
3.
Kelompokkan alat dan bahan yang ada berdasarkan pada keadaan alat dan bahan di
atas
4.
Penyimpanan dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas
Laboratorium, keadaan alat dan bahan diatas
Untuk
memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali alat di laboratorium, maka
sebaiknya dibuatkan daftar inventaris alat yang lengkap dengan kode dan jumlah
masing-masing. Alat yang rusak atau pecah sebaiknya ditempatkan pada tempat
tersendiri, dan dituliskan dalam buku kasus dan buku inventaris laboratorium
kimia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar